Reog Ponorogo: Asal-usul, Filosofi, Hingga Kesenian Budaya yang Erat Dengan Unsur Mistik

Reog Ponorogo: Asal-usul, filosofi, Hingga Kesenian Budaya Yang Erat Dengan Unsur Mistik. Foto: helloindonesia.id

Siapa yang tak mengenal Reog Ponorogo? salah satu kesenian budaya ini sudah ada sejak tahun 1920 dan bertahan hingga sekarang. seni pertunjukan reog sudah menjadi tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Ponorogo untuk menyambung tali silaturahmi.

Karena keunikannya, Tari Reog juga sangat terkenal hingga mancanegara. Tarian ini sering ditampilkan di beberapa negara seperti Korea Selatan, Azerbaijan, Rusia, Lebanon, Amerika, Australia, Fillipina, dan Singapura.

Apa Itu Reog Ponorogo

Reog Ponorogo adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok Warok dan Gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat Reog dipertunjukkan.

Reog merupakan salah satu bukti budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.

Asal Usul & Filosofi Reog

Sejarah dan asal-usul pada dasarnya ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok, namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bra Kertabumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15.

Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak rekan Cina rajanya dalam pemerintahan dan prilaku raja yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir.

Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan dimana ia mengajar anak-anak muda seni bela diri, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan lagi kerajaan Majapahit kelak.

Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan “sindiran” kepada Raja Bra Kertabumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.

Baca juga: Ini Dia Makna Filosofis Blankon

Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai “Singa Barong”, raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya.

Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50kg hanya dengan menggunakan giginya.

Reog Ponorogo terkenal dengan unsur-unsur mistik. Foto: pariwisataindonesia.id

Populernya Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Kertabumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam.

Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer diantara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru dimana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewondono, Dewi Songgolangit, and Sri Genthayu.

Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun ditengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri.

Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujanganom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan ‘kerasukan’ saat mementaskan tariannya.

Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai pewarisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga.

Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa ada garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis keturunan parental dan hukum adat yang masih berlaku sehingga harus dilakukan oleh seseorang yang punya garis keturunan yang jelas.

Pertunjukkan Seni Tari Reog

Pentas reog biasanya diawali dengan 3 tarian pembuka yaitu pemeran Warok, Jathil, dan Bujang Ganong. Reog tampil sebagai adegan penutup pertunjukkan dengan caplokan khas kepala singa yang dihiasi bulu merak.

Pertunjukkan Tari Reog biasa ditampilkan pada hari-hari hajatan seperti khitanan dan pernikahan. Selain itu, Tari Reog juga biasa ditampilkan dihari-hari besar nasional.

Karakter dan Properti Reog Ponorogo

Warok

Warok merupakan salah satu karakter yang digambarkan sebagai pawang dari seni tari Reog. Warok diambil dari kata wewarah yang berarti orang yang memiliki tekad suci dan bisa memberikan petunjuk. warok menjadi salah satu karakter yang merepresentasikan jiwa penduduk Ponorogo yang telah secara turun temurun mewariskan kesenian Reog. 

Jathil

Jathil merupakan salah satu karakter yang digambarkan sebagai prajurit berkuda dalam seni tari Reog. Jathil menjadi salah satu simbol ketangkasan prajurit berkuda pada jaman dulu. tarian jathilan biasa dibawakan 2 orang yang berpasangan. Properti yang digunakan jathil tak terlalu banyak. penari jathil hanya menggunakan kuda dan pakaian khas prajurit.

Barongan

Barongan merupakan salah satu karakter yang paling menonjol dalam seni tari Reog. Barongan digambarkan sebagai karakter harimau besar yang muncul diakhir pertunjukkan. barongan terbuat dari kerangka bambu, kulit harimau gembong, serta dadak merak.

Barongan kurang lebih memiliki panjang 2,5 meter dan lebar 2,30 meter. Adapun beratnya bisa mencapai 50-60 kilogram. Konon, orang yang berperan sebagai barongan selain harus latihan fisik, ia juga harus latihan spiritual yang ketat dan tak boleh dilanggar.

Klono Sewandono

Klono Sewandono merupakan seorang raja sakti mandraguna pemilik pusaka cemeti. Cemeti tersebut dikenal sangat ampuh dan sakti sehingga dikenal dengan nama lain Kyai Pecut Samandiman.

Klono Sewandono digambarkan sebagai sosok yang lincah. properti yang digunakan mulai dari topeng khas Prabu Klono hingga pakaiannya yang mencolok. 

Bujang Ganong

Bujang Ganong merupakan salah satu karakter patih muda yang enerjik, cekatan, jenaka, dan sakti. Sosok yang dikenal sebagai Ganongan ini digambarkan memiliki keahlian seni beladiri sehingga kerap menampilkan adegan-adegan yang sangat berbahaya. properti yang digunakan hampir sama dengan Klono Sewandono, yaitu topeng khas Ganongan yang penuh dengan bulu lengkap dengan pakaiannya.  

Referensi: Indonesiakaya.com, Indonesiabaik

Posting Komentar

0 Komentar