Estimasi Waktu Pendakian Gunung Lawu Via Candi Cetho

Estimasi waktu pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho. Foto: exploringindonesia.com

Gunung Lawu merupakan salah satu gunung mainstream di Jawa Tengah yang menjadi tujuan favorit para pendaki. Dengan puncak tertinggi 3.265 Mdpl, Gunung Lawu memiliki panorama yang sangat memukau. Berikut adalah estimasi waktu pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho.

Apalagi, jalur Candi Cetho menjadi jalur yang sangat eksotis jika dibandingkan dengan jalur-jalur lainnya. Bisa dibilang, keindahan scenery Lawu hanya bisa didapatkan melalui jalur Candi Cetho. Mulai dari sabana hijau nan luas hingga campground nyaman membuat jalur Candi Cetho sangat populer di kalangan pendaki.

Candi Cetho merupakan obyek wisata candi peninggalan Majapahit yang berada dekat dengan basecamp pedakian. Pendaki bisa mampir untuk berwisata sebelum ataupun sesudah melakukan pendakian Gunung Lawu.

Nah untuk kamu yang punya rencana mendaki Gunung Lawu via Candi Cetho berikut adalah estimasi waktu pendakian Gunung Lawu via Candi Cetho:

Basecamp – Pos I (Mbah Branti)

Candi Kethek. Foto: Kompas.com

Medan trek dari basecamp menuju pos I masih cukup landai. Trek ini melewati candi kethek, area pertanian warga setempat dan juga bangunan proyek wisata tangga yang di gagas oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Dispora) karanganyar yang belum jadi.

Baca Juga: Tips Travelling Saat Musim Hujan

Jarak antara basecamp dan pos I kurang lebih 764 meter. Jarak ini dapat dtempuh dalam 42 menit perjalanan tanpa istirahat. Pos I berada di ketinggian 1.702 mdpl. Jika berada di pos ini saat petang, pendaki dapat menyaksikan keindahan kabupaten karanganyar dengan gemerlap lampu seperti bintang.

Pos 1 – pos II (Brak Seng)

Perjalanan menuju pos II mulai memasuki kawasan hutan lebat. Vegetasinya didominasi dengan pohon damar dan puspa yang cukup besar. Medan trek sedikit lebih menanjak dari perjalanan pos I.

Jarak antara pos I dan pos II adalah 1.034 meter. Jarak ini dapat ditempuh sekitar satu jam perjalanan tanpa istirahat. Pos II berada di ketinggian 1.906 mdpl. Di pos ini terdapat fasilitas shelter dan lahan landai yang dapat digunakan untuk camp. Namun pos II bukan tempat camp yang direkomendasikan dari basecamp.

Pos II – Pos III (Cemoro Dowo)

Pada perjalanan menuju pos III, medan trek akan semakin terjal. Vegetasi menuju pos III mulai berubah yaitu didominasi oleh tanaman akasia gunung.

Jarak antara pos II dan pos III adalah 723 meter. Jarak ini dapat ditempuh sekitar 90 menit tergantung kecepatan dan waktu istirahat. Pos yang berada di ketinggian 2.251 mdpl ini terdapat sumber air yang bisa digunakan pendaki untuk mengisi air ataupun mengambil air wudhu untuk beribadah bagi yang beragama Islam.

Selian itu, banyak juga pendaki yang memilih untuk mendirikan camp di pos ini karena memang terdapat medan landai terlebih tersedia sumber air. Pos III ini juga menjadi salah satu tempat camp yang disarankan oleh pihak  basecamp.

Pos III – Pos IV (Penggik)

Perjalanan menuju pos IV akan terasa semakin berat. Medan trek menjadi lebih terjal dari sebelumnya. Terlebih, badan sudah mulai lelah dan kaki menjadi semakin lemas. pendaki mungkin akan banyak istirahat dan waktu tempuh jadi semakin panjang.

Jarak antara pos III dan pos IV adalah 824 meter. Jarak ini dapat ditempuh sekitar 90 menit tergantung kecepatan dan waktu istirahat. Pos ini berada di ketinggian 2.550 mdpl dengan vegetasi yang didominasi oleh pinus gunung serta sedikit akasia. Beberapa pohon besar akan sedikit melindungi pendaki dari panas matahari jika sedang trekking pada siang hari.

Pos IV – Pos V (Bulak Peperangan)

Bulak Peperangan jadi salah satu spot paling aman untuk bermalam. Foto: Petualang.com

Tak lama menanjak dari pos IV, pendaki akan langsung dimanjakan oleh jalur menuju pos V. jalur menuju pos V sangat landai. Berjarak 1.541 meter, pos V dapat ditempuh sekitar 65 menit.

Pada pos V, vegetasi sudah didominasi oleh sabana dan pohon pinus. Pos ini juga menjadi salah satu tempat camp yang sering digunakan oleh pendaki. Berada di ketinggian 2.861 mdpl, pos ini sangat estetik untuk mengabadikan foto.

Pos V – Pos VI (Gupak Menjangan)

Saat musim penghujan, gupak akan terisi air dan dapat digunakan untuk mengisi persediaan air. Foto: exploringindonesia.com

Medan trek menuju gupak menjangan terhitung masih landai. Sabana luas dan pohon pinus akan terus terlihat sampai di tiba Gupak Menjangan. Pos ini berada di ketinggian 2.952 mdpl dengan jarak sekitar 451 meter. Jarak ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar 40 menit atau dapat lebih cepat karena trek yang landai.

Baca Juga: Keindahan Gunung Merbabu yang Dapat Membius dan Membuat Ketagihan

Pos ini merupakan tempat camp favorit para pendaki yang mendaki melalui jalur Candi Cetho. Terdapat beberapa pohon pinus besar disekitar pos menjadikan tempat ini teduh dan nyaman. Selain itu scenery dari hijau dan luasnya sabana menjadi background yang sangat memanjakan mata.

Saat musim hujan, pendaki dapat mengambil air jernih yang menggenang di sekitar gupak. Pos ini dinamai Gupak Menjangan karena biasanya terdapat menjangan (rusa) yang minum air dari gupak dekat dengan pos. jadi jika beruntung, pendaki bisa melihat rusa secara langsung disini.

Gupak Menjangan – Pasar Dieng

Pasar setan Gunung Lawu. Foto: Kompas.com

Pasar Dieng dikenal dengan sebutan pasar setan Gunung Lawu. Medan trek menuju Pasar Dieng kadang terjal dan kadang landai. Vegetasi berubah menjadi pohon-pohon cantigi. Kawasan Pasar Dieng didominasi dengan bebatuan gunung. Saat melewati Pasar Dieng, beberapa kali pendaki juga akan melihat susunan batu yang rapid an memang sengaja dibangun oleh pendaki.

Pasar Dieng berada di ketinggian 3.104 mdpl dan berjarak sekitar 712 meter. Jarak ini dapat ditempuh dalam waktu setengah jam perjalanan.

Pasar Dieng – Hargo Dalem

Penampakan Hargo Dalem, tempat yang konon sebagai moksa Prabu Brawijaya V. Foto: Kompas.com

Setelah melewati Pasar Dieng, pendaki akan tiba di Hargo Dalem. Hargo Dalem merupakan tempat sakral yang diyakini menjadi tempat moksa-nya Raja terakhir Majapahit yaitu Prabu Brawijaya V. Moksa merupakan istilah dalam ajaran Hindu Buddha untuk lepas ikatan duniawi dan putaran reinkarnasi. Hargo Dalem juga sering digunakan oleh orang lokal sebagai tempat mencari ilmu, kekayaan, dan lain sebagainya.

Selain itu, terdapat pula warung Mbok Yem. Warung yang digadang-gadang sebagai warung tertinggi di Indonesia. Warung legendaris dan Hargo Dalem ini berada di ketinggian 3.142 mdpl. Berjarak 382 meter dari Pasar Dieng dan dapat ditempuh sekitar setengah jam.

Hargo Dalem – Hargo Dumilah

Hargo Dumillah adalah nama puncak tertinggi Gunung Lawu. Foto: Kompas.com

Hargo Dumillah adalah nama puncak Gunung Lawu, titik tertinggi yaitu 3.265 mdpl. Medan trek menuju Hargo Dumillah sangat terjal dan tak habis hingga puncak. Jarak antara Hargo Dalem menuju Hargo Dumillah adalah 260 meter dengan waktu tempuh sekitar setengah jam.

Posting Komentar

0 Komentar